Anda menjalani profesi sebagai seorang dokter, konsultan, notaris, akuntan, atau profesi sebagai tenaga ahli lainnya? Nah, profesi-profesi tersebut akan dikenakan pajak profesi untuk tenaga ahli. Bagaimana ketentuannya lebih lanjutnya? Simak ulasan di bawah ini.
Pengertian
Tenaga Ahli merupakan seseorang yang melakukan pekerjaan bebas, yang terdiri dari Dokter, Konsultan, Notaris, Akuntan, Pengacara, Arsitek, Aktuaris dan Jasa Penilai. Peraturan DJP Nomor PER-16/PJ/2016, Tenaga Ahli dikategorikan ke dalam penerima penghasilan sehubungan dengan pekerjaan jasa dan bukan sebagai pegawai atau karyawan.
Penghasilan dari tenaga ahli ini pun ada yang bersifat berkesinambungan maupun tidak berkesinambungan. Berkesinambungan maksudnya adalah penghasilan rutin diterima setiap bulan. Sedangkan tidak berkesinambungan, maksudnya adalah penghasilan tidak selalu diterima setiap bulan, biasanya hanya pada saat jasa digunakan saja.
Penghitungan
Bagi tenaga ahli yang termasuk golongan pegawai dalam tempat bekerjanya maka, besaran tarifPajak Penghasilan Pasal 21 bagi Tenaga Ahli sesuai dengan Undang-Undang Nomor 36 Tahun 2008, yaitu Pasal 17 Ayat 1:
- Penghasilan kena pajak sampai dengan Rp 50 juga sebesar 5%
- Penghasilan kena pajak mulai dari Rp 50 juta sampai dengan RP 250 juta sebesar 15%
- Penghasilan kena pajak antara Rp 250 juta sampai dengan Rp 500 juta sebesar 25%
- Penghasilan kena pajak di atas Rp 500 juta sebesar 30%
Penghitungan detailnya dapat dilihat pada bagian contoh berikut ini.
Contoh Penghitungan
1. Penghasilan yang Bersifat Berkesinambungan
Penghitungan PPh Pasal 21 atas Jasa Dokter yang Praktek di Rumah Sakit dan/atau Klinik
dr. Samudera Putra, Sp.OG merupakan dokter spesialis kebidanan dan kandungan terkenal yang melakukan praktik di Rumah Sakit Harapan Ibu dan Anak dengan perjanjian bahwa atas setiap jasa dokter yang dibayarkan oleh pasien akan dipotong 20% oleh pihak rumah sakit sebagai bagian penghasilan rumah sakit dan sisanya sebesar 80% dari jasa dokter tersebut akan dibayarkan kepada dr. Samudera Putra, Sp.OG pada setiap akhir bulan. Selain praktik di Rumah Sakit Harapan Ibu dan Anak, dr. Samudera Putra, Sp.OG juga melakukan praktik sendiri di klinik pribadinya, dr. Samudera Putra, Sp.OG telah memiliki NPWP dan pada tahun 2016, jasa dokter yang dibayarkan pasien dari praktik dr. Samudera Putra, Sp.OG di Rumah Sakit Harapan Ibu dan Anak adalah sebagai berikut:
Bulan | Jasa Dokter yang Dibayar Pasien |
Januari | 45.000.000 |
Februari | 49.000.000 |
Maret | 47.000.000 |
April | 40.000.000 |
Mei | 44.000.000 |
Juni | 52.000.000 |
Juli | 40.000.000 |
Agustus | 35.000.000 |
September | 45.000.000 |
Oktober | 44.000.000 |
November | 43.000.000 |
Desember | 40.000.000 |
Jumlah | 524.000.000 |
Penghitungan PPh Pasal 21 untuk bulan Januari sampai dengan Desember 2016: (dalam ribuan rupiah)
(000)
Bulan | Jasa Dokter yang Dibayar Pasien | Dasar Pemoton-gan PPh Pasal 21 | Dasar Pemotongan PPh Pasal 21 Kumulat-if | Tarif Progresif PPh | PPh Pasal 21 Terutang |
(1) | (2) | (3)=50%x(2) | (4) | (5) | (6)=(3)x(5) |
Januari | 45.000 | 22.500 | 22.500 | 5% | 1.125 |
Februari | 49.000 | 24.500 | 47.000 | 5% | 1.125 |
Maret | 47.000 | 3.000 20.500 | 50.000 70.500 | 5% 15% | 150 3.075 |
April | 40.000 | 20.000 | 90.500 | 15% | 3.000 |
Mei | 44.000 | 22.000 | 112.500 | 15% | 3.300 |
Juni | 52.000 | 26.000 | 138.500 | 15% | 3.900 |
Juli | 40.000 | 20.000 | 158.500 | 15% | 3.000 |
Agustus | 35.000 | 17.500 | 176.000 | 15% | 2.625 |
September | 45.000 | 22.500 | 198.500 | 15% | 3.375 |
Oktober | 44.000 | 22.000 | 220.500 | 15% | 3.300 |
November | 43.000 | 21.500 | 242.000 | 15% | 3.225 |
Desember | 40.000 | 8.000 12.000 | 250.000 262.000 | 15% 25% | 1.200 3.000 |
Jumlah | 524.000 | 262.000 | 35.500 |
Apabila dr. Samudera Putra, SP.OG tidak memiliki NPWP, maka PPh Pasal 21 terutang adalah sebesar 120% dari PPh Pasal 21 terutang di atas.
Penghitungan PPh Pasal 21 atas Komisi yang Dibayarkan kepada Petugas Dinas Luar Asuransi (Bukan sebagai Pegawai Perusahaan Asuransi)
Ety Rahmawati adalah petugas dinas luar asuransi dari PT Tabaru Life. Suami Ety Rahmawati telah terdaftar sebagai Wajib Pajak dan mempunyai NPWP, dan yang bersangkutan bekerja pada PT Kersamanah. Ety Rahmawati telah menyampaikan fotokopi kartu NPWP suami, fotokopi surat nikah dan fotokopi kartu keluarga kepada pemotong pajak. Ety Rahmawati hanya memperoleh penghasilan dari kegiatannya sebagai petugas dinas luar asuransi, dan telah menyampaikan surat pernyataan yang menerangkan hal tersebut kepada PT Tabaru Life. Pada tahun 2016, penghasilan yang diterima oleh Ety Rahmawati sebagai petugas dinas luar asuransi dari PT Tabaru Life adalah sebagai berikut:
Bulan | Komisi Agen |
Januari | Rp 45.000.000 |
Februari | Rp 45.000.000 |
Maret | Rp 48.000.000 |
April | Rp 52.000.000 |
Mei | Rp 55.000.000 |
Juni | Rp 58.000.000 |
Juli | Rp 58.000.000 |
Agustus | Rp 62.000.000 |
September | Rp 65.000.000 |
Oktober | Rp 66.000.000 |
November | Rp 68.000.000 |
Desember | Rp 70.000.000 |
Jumlah | Rp 692.000.000 |
Penghitungan PPh Pasal 21 untuk Bulan Januari sampai dengan Desember 2016 (dalam ribuan rupiah) adalah:
(000)
Bulan | Penghasilan Bruto | 50% dari Ph. Bruto | PTKP | Penghasilan Kena Pajak | Penghasilan Kena Pajak Kumulatif | Tarif PPh | PPh Pasal 21 Terutang |
(1) | (2) | (3)=50%x(2) | (4) | (5) | (6) | (7) | (8)=(5)x(7) |
Januari | 45.000 | 22.500 | 4.500 | 18.000 | 18.000 | 5% | 900 |
Februari | 45.000 | 22.500 | 4.500 | 18.000 | 36.000 | 5% | 900 |
Maret | 48.000 | 24.000 | 4.500 | 14.000 5.500 | 50.00055.500 | 5% 15% | 700 825 |
April | 52.000 | 26.000 | 4.500 | 21.500 | 77.000 | 15% | 3.225 |
Mei | 55.000 | 27.500 | 4.500 | 23.000 | 100.000 | 15% | 3.450 |
Juni | 58.000 | 29.000 | 4.500 | 24.500 | 124.500 | 15% | 3.675 |
Juli | 58.000 | 29.000 | 4.500 | 24.500 | 149.000 | 15% | 3.675 |
Agustus | 62.000 | 31.000 | 4.500 | 26.500 | 175.500 | 15% | 3.975 |
September | 65.000 | 32.500 | 4.500 | 28.000 | 203.500 | 15% | 4.200 |
Oktober | 66.000 | 33.000 | 4.500 | 28.500 | 232.000 | 15% | 4.275 |
November | 68.000 | 34.000 | 4.500 | 18.000 11.500 | 250.000 261.500 | 15% 25% | 2.700 2.875 |
Desember | 70.000 | 35.000 | 4.500 | 30.500 | 292.000 | 25% | 7.625 |
Jumlah | 692.000 | 346.000 | 43.000 |
Dalam hal Ety Rahmawati tidak dapat menunjukkan fotokopi kartu NPWP Suami, fotokopi surat nikah, dan fotokopi kartu keluarga dan Ety sendiri tidak memiliki NPWP, maka penghitungan PPh pasal 21 dilakukan sebagaimana telah dicontohkan di atas namun tidak memperoleh pengurangan PTKP setiap bulan, dan jumlah PPh pasal 21 yang terutang adalah sebesar 120% dari PPh pasal 21 yang seharusnya. Berikut perhitungannya: (dalam ribuan rupiah)
(000)
Bulan | Penghasilan Bruto | Dasar Pemotongan PPh pasal 21 | Dasar Pemotongan PPh pasal 21 Kumulatif | Tarif Pasal 17 ayat 1 huruf a | Tarif tidak Memiliki NPWP | PPh pasal 21 Terutang |
(1) | (2) | (3)=50%x(2) | (4) | (5) | (6) | (7)=(3)x(5)x(6) |
Januari | 45.000 | 22.500 | 22.500 | 5% | 120% | 1.350 |
Februari | 45.000 | 22.500 | 45.000 | 5% | 120% | 1.350 |
Maret | 48.000 | 5.000 19.000 | 50.000 69.000 | 5% 15% | 120% | 300 3.420 |
April | 52.000 | 26.000 | 95.000 | 15% | 120% | 4.680 |
Mei | 55.000 | 27.500 | 122.500 | 15% | 120% | 4.950 |
Juni | 58.000 | 29.000 | 151.500 | 15% | 120% | 5.220 |
Juli | 58.000 | 29.000 | 180.000 | 15% | 120% | 5.220 |
Agustus | 62.000 | 32.000 | 212.500 | 15% | 120% | 5.760 |
September | 65.000 | 32.500 | 245.000 | 15% | 120% | 5.850 |
Oktober | 66.000 | 5.000 28.000 | 250.000 278.000 | 15% 25% | 120% | 900 8.400 |
November | 68.000 | 34.000 | 312.000 | 25% | 120% | 8.500 |
Desember | 70.000 | 35.000 | 347.000 | 25% | 120% | 8.750 |
Jumlah | 692.000 | 347.000 | 59.430 |
2. Penghasilan yang Tidak Berkesinambungan
- Nashrun Berlianto melakukan jasa perbaikan komputer kepada PT Cahaya Kurnia dengan feesebesar Rp 5.000.000.
Besarnya PPh Pasal 21 yang terutang adalah sebesar: 5% x 50% Rp5.000.000 = Rp125.000.
Dalam hal Nashrun Berlianto tidak memiliki NPWP maka besarnya PPh Pasal 21 yang terutang menjadi sebesar: 120% x 5% x 50% Rp5.000.000 = Rp150.000.
- Toga Marolop Simanjuntak adalah seorang pengacara. Dalam menangani sebuah kasus, Toga Marolop Simanjuntak mendapatkan fee sebesar Rp 450.000.000 dari PT Manis.
Perhitungan dasar pengenaan dan pemotongan PPh Pasal 21: 50% x Rp 450.000.000 = Rp 225.000.000
Besarnya PPh Pasal 21 yang terutang adalah sebesar:
5% x Rp 50.000.000 | Rp 2.500.000 |
15% x Rp 175.000.000 | Rp 26.250.000 |
Rp 28.750.000 |
Dalam hal Marolop Simanjuntak tidak memiliki NPWP maka besarnya PPh Pasal 21 yang terutang menjadi sebesar:
120% x 5% x Rp 50.000.000 | Rp 3.000.000 |
120% x 15% x Rp 175.000.000 | Rp 31.500.000 |
Rp 34.500.000 |
(Baca juga: Jika Nihil, Haruskah Lapor SPT PPh 21?)
Itulah pengertian dan contoh perhitungan PPh 21 yang berlaku bagi profesi yang menjadi tenaga ahli. Untuk kemudahan dalam mengelola Anda, gunakan pajak.io agar lebih mudah dan efisien.