Terdaftar dan Diawasi oleh
Terdaftar dan Diawasi oleh
Jurnal Akuntansi Pajak untuk PPN

Jurnal Akuntansi Pajak untuk PPN

Share:

Dalam akuntansi pajak diperlukan pemahaman perpajakan yang baik oleh Wajib Pajak agar tidak terjadi kesalahan dalam pencatatan jurnal baik untuk Pajak Penghasilan (PPh) maupun Pajak Pertambahan Nilai (PPN). Kali ini, pajak.io akan membahas mengenai jurnal akuntansi pajak untuk transaksi jenis PPN.

Akuntansi pajak untuk PPN ini berkaitan untuk transaksi PPN Keluaran, PPN Masukan dan PPN Kurang/Lebih Bayar (KB/LB).

Akuntansi Pajak PPN Keluaran

PPN Keluaran adalah PPN yang dipungut pada saat penjualan/penyerahan Barang Kena Pajak (BKP) atau Jasa Kena Pajak (JKP). Pada saat penjualan BKP/JKP  dapat dilakukan secara tunai dan kredit. Selain itu, dalam penjualan BKP/JKP juga tidak dipungkiri akan ada retur. Berikut jurnalnya.

  • Penjualan Tunai: contohnya adalah pada tanggal 1 Juli 2017, PT Y menjual BKP secara tunai seharga Rp 5.000.000. Maka, atas transaksi tersebut akan dicatat oleh perusahaan sebagai berikut:

Kas                                Rp 5.500.000

        Penjualan                       Rp 5.000.000

         PPN Keluaran               Rp 500.000

  • Penjualan Kredit: contohnya adalah pada tanggal 1 Juli 2017, PT Y menjual BKP secara kredit seharga Rp 6.000.000. Maka, atas transaksi tersebut akan dicatat oleh perusahaan sebagai berikut:

Piutang Dagang           Rp 6.600.000

        Penjualan                          Rp 6.000.000

           PPN Keluaran                   Rp 600.000

  • Retur Penjualan Tunai: contohnya adalah pada tanggal 8 Juli 2017 barang yang dijual oleh PT Karimun pada tanggal 5 Juli 2017, dikembalikan karena rusak senilai Rp 500.000. Maka, atas transaksi tersebut akan dicatat oleh perusahaan sebagai berikut:

Retur Penjualan       Rp 500.000

PPN Keluaran          Rp 50.000

           Kas                              Rp 550.000

  • Retur Penjualan Kredit:  contohnya adalah pada tanggal 10 Juli 2017 barang yang dijual oleh PT Karimun pada tanggal 7 Juli 2017, dikembalikan karena rusak senilai Rp 500.000. Maka, atas transaksi tersebut akan dicatat oleh perusahaan sebagai berikut:

Retur Penjualan                Rp 500.000

PPN Keluaran                   Rp 50.000

         Piutang Dagang                  Rp 550.000

Akuntansi Pajak PPN Masukan

PPN Masukan adalah PPN yang dibayar perusahaan pada saat pembelian atau impor BKP, atau pada saat perusahaan menerima JKP. Pada saat pembelian BKP/JKP pun dapat dilakukan dengan tunai dan kredit. Selain itu, dalam pembelian BKP/JKP juga berkaitan dengan retur. Berikut jurnalnya.

  • Pembelian Tunai: contohnya pada tanggal 1 Agustus 2017, PT A membeli BKP secara tunai seharga Rp 6.000.000. Maka, atas transaksi tersebut akan dicatat oleh perusahaan sebagai berikut:

Pembelian                   Rp 6.000.000

PPN Masukan            Rp 600.000

Kas                        Rp 6.600.000

  • Pembelian Kredit: contohnya pada tanggal 1 Agustus 2017, PT A membeli BKP secara kredit seharga Rp 6.000.000. Maka, atas transaksi tersebut akan dicatat oleh perusahaan sebagai berikut:

Pembelian                  Rp 6.000.000

PPN Masukan           Rp 600.000

         Utang Dagang           Rp 6.600.000

  • Retur Pembelian Tunai: contohnya pada tanggal 3 Agustus 2017 barang yang dibeli oleh PT A pada tanggal 1 Agustus 2017, dikembalikan karena rusak senilai Rp 500.000. Maka, atas transaksi tersebut akan dicatat oleh perusahaan sebagai berikut:

Kas                                 Rp 550.000

     Retur Pembelian          Rp 500.000

     PPN Masukan              Rp 50.000

  • Retur Pembelian Kredit: contohnya pada tanggal 3 Agustus 2017 barang yang dijual oleh PT A pada tanggal 1 Juli 2017, dikembalikan karena rusak senilai Rp 500.000. Transaksi tersebut akan dicatat oleh perusahaan sebagai berikut:

Utang Dagang              Rp 550.000

       Retur Pembelian         Rp 500.000

       PPN Masukan              Rp 50.000

Akuntansi Pajak PPN KB/LB

Dalam pelaksanaan PPN, Pengusaha Kena Pajak (PKP) mengkreditkan Pajak Masukan dalam suatu masa dengan Pajak Keluaran dalam masa pajak yang sama. Apabila dalam masa pajak tersebut lebih besar Pajak Keluaran, kelebihan Pajak Keluaran harus disetorkan ke kas negara. Jika dalam masa pajak tersebut Pajak Masukan lebih besar dari Pajak Keluaran, kelebihan Pajak Masukan dapat dikompensasikan ke masa pajak berikutnya atau dimintakan restitusi.

Contohnya terjadinya PPN KB karena PPN Keluaran lebih besar dari pada PPN Masukan. PPN Keluaran PT XYZ di akhir periode Januari 2017 sebesar Rp 15.000. PPN Masukan PT XYZ di akhir periode Januari 2017 sebesar Rp 10.000. Kemudian, PPN Retur Pembelian PT XYZ di akhir periode Januari 2018 sebesar Rp 1.000. Maka, besarnya PPN Kurang Bayar = Rp 15.000 – (Rp 10.000 – Rp 1.000) = Rp 6.000

Jurnal PPN Kurang Bayar:

PPN Keluaran                    Rp 15.000

PPN Retur Pembelian       Rp 1.000

           Utang PPN                     Rp 6.000

                PPN Masukan                 Rp 10.000

Jurnal Pembayaran:

Utang PPN    Rp 6.000

        Kas               Rp 6.000

(Baca juga: Ketahui Perbedaan Pajak Masukan dan Pajak Keluaran)

Untuk kemudahan pengelolaan pajak perusahaan Anda, manfaatkan fitur multi pengguna-dan multi-perusahaan dari pajak.io.

Bingung perihal perpajakan perusahaan?
Konsultasikan kekhawatiran Anda dengan tax expert Pajak.io, isi formulir di bawah untuk terhubung dengan expert kami:
Bingung dengan kebutuhan
pajak perusahaan?

Konsultasikan kebutuhan pajak perusahaan Anda sekarang!

Aplikasi Pajak

Buat dan bayar billing langsung

Buat dan lapor bupot dan SPT

Buat dan upload faktur pajak

Lapor CSV e-Filing dengan mudah

Enterprise

Integrasi API e-Faktur & e-Bupot Unifikasi

Bantuan Profesional

Solusi murah kelola kewajiban pajak

Partnership

Manfaatkan pendapatan baru dengan mendapatkan biaya dari setiap pelanggan yang Anda referensikan

Kembangkan solusi pelanggan yang lebih baik bersama Pajak.io